PENRAPAN
PEMBELAJARAN PENGKODISIAN KLASIK,PENGKODISIAN OPERAN,DAN KOGNISI
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai penagruh
permanen atas perilaku,pengetahuan,dan ketrampilan berpikir,yang diperoleh
melalui pengalaman.
Tidak semua yang kita tahu diperoleh melalui proses
belajar.Misalnya kita tidak harus diajari untuk menelan makanan,berteriak,atau
berkedip saat silau.Tetapi kebanyakan perilaku manusia tidak diwariskan begitu
saja.Saat anak menggunakn computer dengan cara baru,bekerja lebih keras
memecahakan maalah,mengajukan pertanyaan secara lebih baik ,menjelaskan
jawaban dengan cara yang lebih logis,atau mendengar dengan lebih perhatian,maka
dia sedang menjalani proses belajar.
Berikut
ini adalah pendekatan pembelajaran yang saya rangkum beserta contoh contohnya
hasil dari kelompok kami ,kelompok3 untuk mata kuliah psikologi pendididkan
2016 yang terdiri dari:
·
Ramadani Barus (16-007)
·
Wulan Azizah (16-012)
·
Hani Nur Yulianti
(16-019)
·
Putri Ayuni (16-035)
·
Neforius Halawa
(16-058)
·
Franisa M Ketaren (16
-060)
·
Glory Sepsi Sinaga
(16-078)
Ø PENDEKATAN
BEHAVIORAL UNTUK PEMBELAJARAN
a. Pengkodisian
Klasik
Merupakan tipe pembelajaran dimana suatu organism
belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimulus.Diperkenlkan oleh ilmuwan
Rusia Ivan Pavlov untuk mengamati
Saliiva pada seekor anjing.Untuk memahami teori pengkodisian klasik Pavlov
(1927),kita harus memahami dua stimulus dan dua tipe respon :
o Unconditioned
Stimulus (UCS), yaitu sebuah stimulus
yang secara otomatis menghasilkan respon tanpa da pembelajaran terlebih
dahulu
o Unconditioned
Response (UR),Respon yang tidak dipelajari
yang secara otomatis dihasilkan oleh Unconditioned stimulus
o Conditioned
Stimulus (CS),adalah stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghsilkan
conditioned response setalah diasosiasikan dengan unconditioned stimulus
o Coditioned
Response (CR),adalah response yang dipelajari yakni response terhadap stimulus
yang terkondisikan yang muncul setelah terjadi pasangan unconditioned stimulus
dengan conditioned stimulus
Berikut ini
adalah contoh belajar dari pengkodisian klasik:
·
Setiap pagi mama selalu
membeli sayur pada tukang sayur langgananya .Situkang Sayur selalu naik sepeda
motor.Pada hari hari pertama kali ,bapak tukang sayur selalu parkir tepat
didepan rumah dengan suara khas motornya dan kemudian membunyikan klakson yang
membuat mama keluar dari rumah untuk membeli sayur.Tapi hari hari berikutnya
mendengar suara motornya si tukang sayur saja mama langsung keluar membeli
tanpa si tukang sayur harus membunyikan
klakson.UCS =klakson CS = Suara Motor
UCR dan CR = mama keluar Rumah (Glory Sepsi Sinaga)
·
Sekitar 5 tahun yang lalu ayah saya membeli motor yang khusus
buat ke kantor dan ke ladang saja karna berhubung kantor ayah saya dekat dengan
rumah tempat kami tinggal (kira-kira 300 meter dari rumah). Jadi ayah saya
membeli motor yang sudah model lama dan suaranya memang khas sekali. Jadi
ketika ayah saya pulang kerja kami selalu membukakan pintu belakang untuknya.
Kemudian ayah saya menggunakan motor barunya tersebut dengan suara yang khas
kemudian setelah sampai dibelakang ia membunyikan klakson motor sebagai tanda
minta dibukakan pintu. Nah kejadian ini berulang sampai beberapa kali. Namun,
setelah beberapa kali melakukan hal itu pasa akhirnya ayah tidak menggunakan
klakson lagi karna takut mengganggu. Kemudian karna ayah tidak menggunakan
klakson lagi dan saya pun terbiasa dengan suara motor ayah saya. Jadi, saya
belajar untuk mengenal suara motor ayah saya dan langsung membuka pintu tanpa
adanya tanda bunyi klakson. (Franisa M Ketaren )
·
Dulu saya pernah mendengar decitan ban mobil dari sebuah
kecelakaan dan saya merinding. Namun sekarang ketika saya hanya mendengar
decitan ban saja saya merasa merinding. (Hani nur yulianti)
·
Pada waktu saya masih
di sekolah dasar, kami memelihara ayam kampung yang kami tempatkan di dalam
kandang. Kandang ayam ini sangat dekat dengan pintu belakang rumah. Orang tua
saya memberi pakan ayam itu setiap pagi dan sore. Ketika ayah saya mau memberi
pakan ayam-ayam itu (unconditional stimulus) maka ayam itu akan berlarian di
dalam kandangnya (unconditional respon). Tetapi ketika pada pagi hari saya ke
belakang rumah dan membuka pintu yang mengeluarkan bunyi dan memberi pakan pada
ayam maka ayam itu juga berlarian di dalam kandang. Pada hari selanjutnya
setiap kali ada bunyi pintu yang terbuka (conditional stimulus) maka ayam-ayam
itu juga beralari di dalam kandangnya (conditional respon).(Neforius Halawa)
·
Belakangan ini sangat
saya menyukai mie ayam yang lewat didepan kos-kosan. Penjual mie ayam
(unconditional stimulus) tersebut berjualan dengan cara berkeliling dengan
menggunakan gerobak dorong. Dan sebagai penanda, penjual mengeluarkan sebuah
bunyi yang dihasilkan oleh ketukan mangkuk kaca dan sendok (conditioned stimulus).
di saat-saat awal saya membeli mie ayam tersebut hanya ketika penjual mie
ayam itu telah berada hampir di depan
rumah (unconditioned responses). Namun, lama kelamaan saya terbiasa dengan
bunyi yang dikeluarkan oleh penjual itu. Dan akhirnya sekarang ini hanya dengan
mendengar suaranya saja saya langsung berlari keluar rumah (conditioned
Response) (Putri Ayuni )
b. Pengkodisian
Operan
Merupakan sebentuk pembelajaran
dimana konsenkuensi konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dari
probabiitas perilaku itu akan di ulang .Pandangannya didasarkan oleh
E.L.Thorndike,yang menyatakan hukum Efek ( the law effect) bahwa
perilaku yang diikuti dengan hasil positife akan diperkuat dan bahwa perilaku
yang diikuti hasil negative akan di perlemah.Thorndike melakukan percobaan danga menmpatkan kucing yang lapar dalam
sebuah kotak dan meletakkan ikan di luar kotak.
Dan
lebh didalami oleh B.F.Skinner yang melalkukan penelitiannya terhadap
tikus dan burrung merpati yang dipasang sebuah elektroda emas untuk melacak
pada erang dunia ke 2
Didalam
pengkondisian Operan terdapat penguatan
dan hukuman
o Penguatan
adalah konsenkuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan
terjadi .
a.penguatan
positif yaitu peguatan berdsarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat
karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (Rewarding)
b.Penguatan
negative yaitu penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat
karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan)
o Hukuman
adalah konsenkuensi yang menurunkan probabilitsas suatu perilaku.
Berikut
ini adalah contoh contoh belajar dari pengkodisian operan :
Saya
masih mengingat jelas,ketika masih di sekolah dasar hamper setiap pulang
sekolah saya dan kakak laki laki saya harus Tidur siang.tapi kami berdua selalu
melanggar hingga suatu saat ayah akan menjanjikan kami Nasi goreng buatannya
dan itu berhasil membuat kami berdua jadi tidur siang.Tapi pernah suatu saat
kami berdua malah memilih menonton televise kami pun dimarahi Ayah dan dilarang
menonton televise selama 3 hari.Akhirnya kami pun tidak pernah melanggar
lagi.(Glory Sepsi Sinaga)
Saya
sangat gemar melukis hal apapun, alam, ruangan bahkan manusia. Tetapi saya
selalu merasa tidak percaya diri dan tidak berani menunjukkan hasil lukisan
saya. Sampai saat teman saya menemukan lukisan yang saya sembunyikan dan
berkata bahwa lukisan saya bagus, kemudian hari saya menunjukkan lukisan saya
pada teman yang lainnya dan mereka juga memuji lukisan saya dan sampai sekarang
saya cukup percaya diri untuk menjual hasil lukisan saya yang meggambarkan
wajah.(Putri Ayuni)
Sekitar
12 belas tahun yang lalu saya pernah mengalami sakit perut. Itu sangat sakit
karena pada saat itu saya masih kecil. Lalu saudara saya membuatkan obat yaitu
minuman yang dicampur dengan gula dan
garam yang lebih dominan rasa asinnya dibandingkan dengan rasa manisnya.
Saya tidak suka meminumnya karena obat tersebut dibuat sampai 1 botol aqua dan
saya harus menghabiskannya. Saudara saya tersebut lalu berjanji kalau saya bisa
menghabiskan minuman tersebut maka kami akan pergi jalan-jalan pada sore hari.
Saya pun bisa menghabiskan obat tersebut dan dan kami lalu pergi jalan-jalan
pada sore hari seperti yang telah
dijanjikan oleh saudara saya. (Neforius Halawa )
Sekitar 5 bulan yang lalu ketika saya
masih menduduki semester 1, saya diberi arahan oleh orang tua saya agar saya
jangan boros. Jadi, saya diberikan uang saku mingguan. Ayah saya berkata jika
saya tidak boros dan di akhir semester saya memiliki sisa uang saku maka
handphone saya akan diganti dengan yang baru. Pada akhirnya saya mencoba untuk
tidak boros dan menyisakan uang saku saya. Kemudian ayah saya menepati janjinya
dan mengganti handphone saya dengan yang baru. (Franisa M ketaren)
seorang
anak yang dulunya selalu mendapat peringkat,kemjdian dia memperoleh nilai rapot
yang menurun dan begitu juga dengan peringkatnya yang menurun.Kemudian orang
tuanya menegurnya dan memberi anak itu nasehat, kemudian anak tersebut lebih
giat belajar dan bisa kembali mendapat niali ujian yang bagus,dan peringkat nya
juga naik.(Wulan Azizah)
Ø PENDEKATAN
KOGNISI UNTUK PEMBELAJARAN
a.Teori
kognitif Bandura
Dipelopori oleh Albert Bandura menyatakan bahawa
factor social dan kognitif dan juga perilaku memainkan peran penting dalam
pembelajaran.Fktor kognitif mungkin berupa ekspetasi murid untuk meraih
keberhasilan .Faktor sosia mungkin mencakup
pengamatan murid terhadap perilaku orang tuanya .Pada teori ini terdapat
Self
Efficacy yaitu keyakina bahwa seseorang bisa menguasai situasii dan
enghasilkan hail positif
b.Pembelajaran
Observasional
juga
diamakan imitasi atau modeling adaah pembelajaran yang dilakukan ketika
seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain.
Berikut
ini contoh contoh dari belajar kognisi:
v Saya
mempunyai seorang adik kecil yang usianya beda jauh dari saya namaya adalah
Jio.Ketika berumur 3 tahun Jio sangat suka menonton film Upin Ipin,ketika suatu
saat di film itu tentang menggosok gigi
dan jika malas menggosok gigi,gigi nya akan berlubang dan sakit.Di Episode itu
juga ditunjukkan bagaimana Upin dan Ipin sedang menggosok gigi,adikku Jio pun
langsung mengikutinya dan raji menggosok gigi.Pada suatu saat ia juga mau
menggambar atau melukis apa saja yang dilihatnya misalkan pesawat mainannya dan
terkadang ia juaga mau membentu bentuk hewan dari tanah seperti pernah ia
membentuk seekor buaya.(Glory SepsiSinaga)
v Salah satu hobby saya adalah mendengarkan
lagu. Jadi, pada saat saya mendengarkan lagu saya menikmati lagu tersebut
dengan baik. Kemudian di lain waktu saya mendengarkannya lagi. Nah, kemudian di
lain waktu lagi saya mendengarkan lagi itu dan tidak sengaja saya ikut bernyayi
dan menyanyikan lagu itu dengan lirik yang pas. Disini saya tidak sengaja
belajar mengingat lirik lagu tersebut dan ikut bernyanyi.(Franisa M Ketaren)
v Awal
mula saya bermain rubik, berhari-haripun saya tidak dapat menyelesaikan tata
letak warna rubik tersebut. Saya berlatih dan mempelajari teknik singkat agar
dapat mempelajari rubik tersebut secara otodidak. Dan karena mempelajari dan
menghafal langkah demi langkah teknik secara rutin hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan rubik hanya dalam
hitungan menit. (Putri Wahyuni )
v Sekitar
kelas satu SD saya sering diajak saudara ayah saya ke pasar untuk membeli
buah-buahan. Setiap kali kami ke pasar kami selalu berjalan kaki karena pasar
tersebut tidak terlalu jauh. Kami selalu melewati jalan yang berbeda setiap
pergi ke pasar, dan setiap pulang dari pasar maka saudara ayah saya akan
pura-pura lupa sehingga dia membuat saya mengingat setiap jalan yang sudah kami
lewati walaupun saya sering lupa jalannya. Ketika saya bilang bahwa saya lupa
jalannya maka saudara ayah saya ini akan tersenyum dan kembali menunjukan jalan
yang tepat.(Neforius Halawa)
v Saat
bermain game balap saya mencari cara agar bisa menjadi juara 1 yaitu mencari
jalan potong. (Hani nur yulianti)
Demikianlah
pemhasan mengenai pendekatan pembelajaran dan contoh contoh yang dapat saya
berikan yang terlebih dahulu saya diskusikan dengan teman teman saya.
Semoga
bermanfaat ^_^ ^_^
Sumber:
Santrock,John W.Psikologi Pendidikan ,edisi kedua,University of texas at
dallas..Kencana,Prenada Media Group.
sumber gambar :http://psycholocious.blogspot.co.id/
bandura&docid=e0krjCK2Z5UU5M&tbnid=Hq73VFtAJdOWaM%3A&vet=1&w=638&h=479&client=firefox-b-ab&bih=872&biw=1280&q=teori%20kognisi%20sosial%20bandura&ved=0ahUKEwjl_Mj4lbzSAhWEi7wKHS7BCBcQMwgqKBEwEQ&iact=mrc&uact=8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar